Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anak-Anak Tetap PTM di Sekolah Saat Omicron Naik, Ini Kata Epidemiolog #AnakAnak #Tetap #PTM #Sekolah #Saat #Omicron #Naik #Ini #Kata #Epidemiolog

Anak-Anak Tetap PTM di Sekolah Saat Omicron Naik, Ini Kata Epidemiolog

JawaPos.com – Di tengah naiknya kasus Covid-19 akibat varian Omicron, pemerintah diminta untuk menunda atau menghentikan kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Pelajar harus kembali sekolah daring.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengusulkan untuk meminimalisir resiko, sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM) harus ditunda sementara.
Menurutnya, belum semua anak-anak divaksinasi untuk usia SD khususnya. Sehingga pertimbangan untuk kembali sekolah daring setidaknya harus dipilih hingga puncak gelombang ketiga yakni diprediksi Maret

“Posisi sekolah sangat vital sehingga tatap muka harus diprioritaskan dengan mitigasi optimal. Namun, memaksakan sekolah tatap muka saat tren gelombang Omicron jelas meningkat, berarti kita menciptakan sejumlah besar kesakitan yang berbahaya dan berpotensi disabilitas pasca Covid-19 di masa depan intens sumber daya kita yang paling berharga yakni anak-anak kita,” katanya kepada JawaPos.com, Rabu (19/1).

Dicky menegaskan tidak cukup bukti dan teori yang mendukung tentang potensi penurunan virulensi suatu virus (melemahnya virus). Faktanya virus tidak selalu berevolusi menjadi kurang ganas dari waktu ke waktu. Banyak virus tidak melemah dari waktu ke waktu.

“Influenza tetap jauh lebih buruk daripada flu biasa. Campak, terlebih lagi. Cacar, lebih buruk lagi. HIV pun demikian,” katanya.

Menurutnya untuk mencegahnya yang paling efektif adalah dengan vaksin, protokol kesehatan 5M dan testing, tracing, serta treatment (3T). Sehingga menurutnya sudah sebaiknya sekolah PTM dikembalikan kepada daring setidaknya sampai bulan Maret ketika Omicron terkendali.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : Marieska Harya Virdhani

#AnakAnak #Tetap #PTM #Sekolah #Saat #Omicron #Naik #Ini #Kata #Epidemiolog