Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Harga Kedelai Meroket, Ukuran Tahu-Tempe Dipangkas #Harga #Kedelai #Meroket #Ukuran #TahuTempe #Dipangkas

Harga Kedelai Meroket, Ukuran Tahu-Tempe Dipangkas

RADARSEMARANG.ID, Kendal – Sejumlah perajin tahu dan tempe mulai kelabakan. Sebab, sektor yang diproyeksikan tumbuh tahun ini terganjal bahan baku. Harga kedelai melambung tinggi.

Para perajin tempe akhirnya terpaksa memangkas ukuran produksi. Sebab, mereka tidak berani menaikan harga tempe. “Jika harga dinaikkan, khawatir tidak akan laku,” kata salah satu perajin tempe di Desa Nawangsari, Kecamatan Weleri, Kendal Sutrimo, 50, saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang Selasa (18/1).

Ia menambahkan, pemerintah harusnya turun tangan mengendalikan harga kedelai. Sebab, harga kedelai melambung tembus Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu. Biasanya, ia intens sehari menghabiskan 3,5 kwintal kedelai.

Kini produksinya hampir berkurang hingga 70 kg. Kalau normal satu kilo kedelai bisa jadi 10 bungkus, sekarang harus jadi 13 bungkus tempe. “Wajarnya harga kedelai ya Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu saja,” tambahnya.

Ketua Utama Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Primkopti) Harum Kabupaten Kendal Rifai mengatakan, kenaikan harga kedelai dipengaruhi stok barang dan kelangkaan barang. Itu terjadi akibat kedatangan barang yang terganggu dan jadwal kapal yang lambat. “Stok kedelai di Kendal masih aman. Tapi harganya yang tidak aman,” tambahnya.

Rifai menambahkan rata-rata kebutuhan kedelai mencapai seribu ton per bulan. Namun, saat ini hanya bisa tercukupi setengah. Selain kedelai, harga minyak goreng juga melambung tinggi. Itu membuat pihaknya berupaya membantu masyarakat dengan menyuplai minyak goreng kepada masyarakat UMKM. “Jika kami tidak melakukan itu, banyak UMKM yang gulung tikar,” tambahnya. (dev/fth)

#Harga #Kedelai #Meroket #Ukuran #TahuTempe #Dipangkas