Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kasus Suami Bakar Istri, Ini Kata Psikolog RS Siloam Sriwijaya Palembang Renny Permataria #Kasus #Suami #Bakar #Istri #Ini #Kata #Psikolog #Siloam #Sriwijaya #Palembang #Renny #Permataria

Kasus Suami Bakar Istri, Ini Kata Psikolog RS Siloam Sriwijaya Palembang Renny Permataria

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Kekerasan dalam rumah tangga atau dikenal dengan akronim KDRT dipicu berbagai faktor di masa pandemi saat ini. Terbaru, suami membakar sang istri terjadi di Lubuklinggau Provinsi Sumsel.

Menyikapi tersebut Psikolog dari RS Siloam Sriwijaya Palembang Renny Permataria, SPsi, salah satu penyebabnya yaitu faktor ekonomi.

Menurut Renny, ekonomi ataupun materi menjadi faktor mendasar saat ini yang menyebabkan tingginya kasus KDRT di masa pandemi Covid-19.

“Memang kita harus lihat dulu yang menjadi latar belakang permasalahan yang jadi pemicu kejadian itu, dan memang kebanyakan faktor ekonomi yang sensitif saat ini,” kata Renny, Rabu (19/1/2022).

Selain itu juga, kekerasan dalam rumah tangga hingga pelaku tega berbuat kejam, bisa berasal dari dalam diri pelaku kekerasan itu sendiri atau internal. Baik dipengaruhi karakter, tingkat emosi dan pengalaman masa lampau.

“Ini juga kalau dihubungi karakter individu masing-masing, pengendalian emosionalnya seperti apa. Kalau didasarkan sifat seseorang dan permasalahan, apalagi dalam keluarga ada satu yang menuntut menjadikan desakan dirinya, kalau emosional sudah mempengaruhi maka seseorang itu akan berpikiran pendek, untuk melogika berpikir panjang sulit, karena emosi sudah mempengaruhi dirinya untuk cepat selesai,” ujarnya.

Diungkapkan Renny, jika sudah bergeluarga konsekuensinya maka pasangan harus saling menghargai dan menutup kekurangan yang ada, memahami, serta saling menghargai, agar tidak terjadi kekerasan.

“Jadi banyak faktor kenapa orang bisa terpancing emosinya, tergantung pengendalian emosi dia, kalau dia mampu mengelola emosi dengan baik, berpikir dengan jernih dengan apa yang akan dilakukan dampaknya terjadi, maka bisa jadi rem untuk lebih mengontrol emosinya. Tapi, apakah pasangan se emosional sama seharusnya tidak,” tuturnya.

Ditambahkan Renny, harusnya dalam berumah tangga bergandengan tangan, apalagi dimasa pandemi lagi berlangsung menjadikan ekonomi lebih sensitif ditengah kebutuhan meningkat tapi penghasilan menurun.

“Mungkin suaminya di PHK dimasa pandemi atau istri dirumahkan, ataupun suami dirumahkan namun penghasilannya menurun dan secara psikologis menurun untuk menafkai keluarga, apalagi sekolah daring kemarin harus mengeluaran dana lebih,” tandasnya.

Dilanjutkan Renny, banyak faktor selain ekonomi bisa saja dirinya sendiri memang sensistif. Dan seharusnya keluarga terdekat mensuport bergandengan tangan untuk mencegah terjadinya kekerasan

“Jadi duduk bareng ngobrol, sharing, sehingga tidak dipendam secara emosi. Didalam rumah tangga ada kendala apa, ok, dipahami dimasa pandemi bukan kita saja mengalami tapi dengan menekan ego masing- masing, berpikir jernih membuat semuanya bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca juga: Fakta Suami Bakar Istri, Belum Lama Menikah, Baru 4 Bulan Balik Kampung ke Musi Rawas

Baca berita lainnya langsung dari google news. 

#Kasus #Suami #Bakar #Istri #Ini #Kata #Psikolog #Siloam #Sriwijaya #Palembang #Renny #Permataria